oleh Salwa Fattah pada 16 September 2010 jam 12:11
Saya tinggal di Iran dan punya usia anak empat tahun. Sejak tiga bulan lalu,
saya masukkan dia ke sekolah hafiz Quran untuk anak2. Setelah masuk.,
wah ternyata unik banget metodenya. (Siapa tau bisa dijadikan masukan buat
akhwat2 yg berkecimpung di bidang ini.) Anak-anak balita yang masuk ke
sekolah ini (namanya Jamiatul Quran), tidak disuruh langsung ngapalin
juz'amma, melainkan setiap kali datang, diperlihatkan gambar misalnya,
gambar anak lagi cium tangan ibunya, (di rumah, anak disuruh mewarnai
gambar itu), lalu guru cerita ttg gambar itu (jadi anak harus baik.dll).
Kemudian, si guru ngajarin ayat "wabil waalidaini ihsaana/Al Isra:23"
dengan menggunakan isyarat (kayak isyarat tuna rungu), misalnya,
"walidaini",
isyaratnya bikin kumis dan bikin kerudung di wajah (menggambarkan ibu dan
ayah). Jadi, anak2 mengucapkan ayat itu sambil memperagakan makna ayat
tersebut. Begitu seterusnya (satu pertemuan hanya satu atau dua ayat yg
diajarkan). Hal ini dilakukan selama 4 sampai 5 bulan. Setelah itu, mereka
belajar membaca, dan baru kemudian mulai menghapal juz 'amma.
Suasana kelas juga semarak banget. Sejak anak masuk ke ruang kelas, sampai
pulang, para guru mengobral pujian-pujian (sayang, cantik, manis,
pintar.dll) dan pelukan atau ciuman. Tiap hari (sekolah ini hanya 3 kali
seminggu) selalu ada saja hadiah yang dibagikan untuk anak-anak, mulai
dari gambar tempel, pensil warna, mobil2an, dll.
Habis baca doa, anak-anak diajak senam, baru mulai menghapal ayat. Itupun,
sebelumnya guru mengajak ngobrol dan anak2 saling berebut memberikan
pendapatnya. (Sayang anak saya krn
masalah bahasa, cenderung diam, tapi dia menikmati kelasnya).
Setelah berhasil menghapal satu ayat, anak-anak diajak melakukan berbagai
permainan. Oya, para ibu juga duduk di kelas, bareng2 anak2nya. Kelas itu
durasinya 90 menit .
Hasilnya? Wah, bagus banget! Ketika melihat saya membuka keran air akan
terlalu besar, anak saya akan nyeletuk, "Mama, itu israf (mubazir)!"
(Soalnya, gurunya menerangkan makna surat Al A'raf :31 "kuluu washrabuu
walaatushrifuu/makanlah dan minumlah, dan jangan israf/berlebih2an).
Waktu dia lihat TV ada polisi ngejar2 penjahat, dia nyeletuk "Innal hasanaat
tushrifna sayyiaat/ Sesungguhnya kebaikan akan mengalahkan kejahatan"
(Hud:114). Teman saya mengeluh (dengan nada bangga) bahwa tiap kali dia
ngobrol dgn temannya ttg orang lain, anaknya akan nyeletuk "Mama, ghibah
ya?" (soalnya, dia sudah belajar ayat "laa yaghtab ba'dhukum
ba'dhaa"/Mujadalah:12).
Anak saya (dan anak2 lain, sesuai penuturan
ibu2 mereka), ketika sendirian, suka sekali mengulang2 ayat2 itu tanpa
perlu disuruh. Ayat2 itu seolah-olah menjadi bagian dari diri mereka.
Mereka sama sekali tidak disuruh pakai kerudung. Tapi, setelah diajarkan
ayat ttg
jilbab (An-Nur:31)! , mereka langsung minta sama ibunya untuk dipakaikan
jilbab.
Anak saya, ketika ingkar janji (misalnya, janji nggak main lama2, trus
ternyata mainnya lama), saya ingatkan ayat "limaa taquuluu maa laa
taf'alun" (As-Shaf:2).dia langsung bilang "Nanti nggak gitu lagi Ma.!"
Akibatnya, jika saya mengatakan sesuatu dan tidak saya tepati, ayat itu
pula yang keluar dari mulutnya!
Setelah tanya2 ke pihak sekolah, baru saya tahu bahwa metode seperti ini,
tujuannya adalah untuk menimbulkan kecintaan anak2 kepada Al Quran.
Anak2balita itu di masa depan akan mmpunyai kenangan indah ttg Al Quran.
Saya pikir2 benar juga. Saya ingat, dulu waktu kecil pergi ke TPA
(Taman Pendidkan Al Quran) di Indonesia, rasanya maless..banget (Kalo nggak
dipaksa ortu, nggak jalan deh). Bagi saya, TPA identik dengan beban berat,
PR yaang banyak, hapalan bejibun, guru galak, dsb. Pernah saya dengar, di
sekolah Kristen anak2 diberi hadiah dan dikatakan kepada mereka bahwa itu
dari Yesus. Nah, kenapa kita kaum muslim yang meyakini bahwa agama kitalah
yang paling benar, tidak meniru cara ini agar anak2 merasa cinta kepada
Allah dan Quran? Bagaimanapun, dunia anak2 adalah dunia materi. Mereka baru
bisa mencerap hal2 yang nyata, seperti hadiah (dan belum paham, pahala itu
apa). Para orangtua teman sekelas anak saya juga pada cerita bahwa anak2nya
malah nangis kalau nggak diajak ke ! sekolah. Malah, buat anak saya,
ancaman tidak diantar ke sekolah adalah ancaman paling ampuh, kalau dia
nakal (dia akan langsung nangis, hehehe...mamanya nakal ya?).
Metode pengajaran ayat Quran dengan menggunakan isyarat ini diciptakan oleh
seorang ulama bernama Sayyid Thabathabai. Anak beliau yang pertama pada
usia 5 tahun di bawah bimbingan beliau sendiri, sudah hapal seluruh juz Al
Quran, berikut maknanya, hapal topik2nya (misalnya, ditanyakan, coba
sebutkan ayat2 mana saja yg berbicara ttg akhlak kepada orangtua, dia akan
menyebut, ayat ini..ini..ini..), dan mampu bercakap-cakap dengan bahasa Al
Quran
(misalnya ditanya; makanan favoritmu apa, dia akan menjawab "Kuluu mimma
fil ardhi halaalan thayyibaa" (Al Baqarah:168). Anak kedua juga memiliki
kemampuan sama, tapi sedikit lebih lambat, mungkin usia 6 atau 7 tahun.
Keberhasilan anak2 Sayyid Thabathabi itu benar-benar fenomental ( bahkan
anak pertamanya diberi gelar Doktor Honoris Causa di bidang Ulumul Quran
oleh sebuah universitas di Inggris ), sehingga sejak itu, gerakan menghapal
Quran untuk anak-anak kecil benar2 digalakkan di Iran. Setiap anak
penghapal Quran dihadiah! i pergi haji bersama orang-tuanya oleh negara dan
setiap tahunnya ratusan anak kecil di bawah usia 10 tahun berhasil
menghapal Al Quran ( jumlah ini lebih banyak kalau dihitung juga dengan
anak lulusan dari sekolah2 lain ).
Saya pernah diskusi dgn teman saya dosen ITB, dia mengatakan bahwa metode
seperti itu merangsang kecerdasan anak karena secara bersamaan anak akan
melihat gambar, mendengar suara, melakukan gerakan-gerakan yang selaras
dengan ucapan verbal, dll. Sebaliknya, menghapal secara membabi-buta, malah
akan membuntukan otak anak.
Selain itu, menurut guru di Jamiatul Quran
ini, pengalaman menunjukkan bahwa anak-anak yang menghapal Quran dengan
melalui proses isyarat ini (jadi mulai sejak balita sudah masuk ke sekolah
itu) lebih berhasil dibandingkan anak-anak yang masuk ke sana ketika usia
SD.
Selain itu, menghapal Al Quran lengkap dengan pemahaman atas artinya jauh
lebih bagus dan awet (nggak cepat lupa) bila dibandingkan dengan hapal
cangkem (mulut).
Wassalam
Semoga Bermanfa'at.
ngutip dari milis suami:)
saya masukkan dia ke sekolah hafiz Quran untuk anak2. Setelah masuk.,
wah ternyata unik banget metodenya. (Siapa tau bisa dijadikan masukan buat
akhwat2 yg berkecimpung di bidang ini.) Anak-anak balita yang masuk ke
sekolah ini (namanya Jamiatul Quran), tidak disuruh langsung ngapalin
juz'amma, melainkan setiap kali datang, diperlihatkan gambar misalnya,
gambar anak lagi cium tangan ibunya, (di rumah, anak disuruh mewarnai
gambar itu), lalu guru cerita ttg gambar itu (jadi anak harus baik.dll).
Kemudian, si guru ngajarin ayat "wabil waalidaini ihsaana/Al Isra:23"
dengan menggunakan isyarat (kayak isyarat tuna rungu), misalnya,
"walidaini",
isyaratnya bikin kumis dan bikin kerudung di wajah (menggambarkan ibu dan
ayah). Jadi, anak2 mengucapkan ayat itu sambil memperagakan makna ayat
tersebut. Begitu seterusnya (satu pertemuan hanya satu atau dua ayat yg
diajarkan). Hal ini dilakukan selama 4 sampai 5 bulan. Setelah itu, mereka
belajar membaca, dan baru kemudian mulai menghapal juz 'amma.
Suasana kelas juga semarak banget. Sejak anak masuk ke ruang kelas, sampai
pulang, para guru mengobral pujian-pujian (sayang, cantik, manis,
pintar.dll) dan pelukan atau ciuman. Tiap hari (sekolah ini hanya 3 kali
seminggu) selalu ada saja hadiah yang dibagikan untuk anak-anak, mulai
dari gambar tempel, pensil warna, mobil2an, dll.
Habis baca doa, anak-anak diajak senam, baru mulai menghapal ayat. Itupun,
sebelumnya guru mengajak ngobrol dan anak2 saling berebut memberikan
pendapatnya. (Sayang anak saya krn
masalah bahasa, cenderung diam, tapi dia menikmati kelasnya).
Setelah berhasil menghapal satu ayat, anak-anak diajak melakukan berbagai
permainan. Oya, para ibu juga duduk di kelas, bareng2 anak2nya. Kelas itu
durasinya 90 menit .
Hasilnya? Wah, bagus banget! Ketika melihat saya membuka keran air akan
terlalu besar, anak saya akan nyeletuk, "Mama, itu israf (mubazir)!"
(Soalnya, gurunya menerangkan makna surat Al A'raf :31 "kuluu washrabuu
walaatushrifuu/makanlah dan minumlah, dan jangan israf/berlebih2an).
Waktu dia lihat TV ada polisi ngejar2 penjahat, dia nyeletuk "Innal hasanaat
tushrifna sayyiaat/ Sesungguhnya kebaikan akan mengalahkan kejahatan"
(Hud:114). Teman saya mengeluh (dengan nada bangga) bahwa tiap kali dia
ngobrol dgn temannya ttg orang lain, anaknya akan nyeletuk "Mama, ghibah
ya?" (soalnya, dia sudah belajar ayat "laa yaghtab ba'dhukum
ba'dhaa"/Mujadalah:12).
Anak saya (dan anak2 lain, sesuai penuturan
ibu2 mereka), ketika sendirian, suka sekali mengulang2 ayat2 itu tanpa
perlu disuruh. Ayat2 itu seolah-olah menjadi bagian dari diri mereka.
Mereka sama sekali tidak disuruh pakai kerudung. Tapi, setelah diajarkan
ayat ttg
jilbab (An-Nur:31)! , mereka langsung minta sama ibunya untuk dipakaikan
jilbab.
Anak saya, ketika ingkar janji (misalnya, janji nggak main lama2, trus
ternyata mainnya lama), saya ingatkan ayat "limaa taquuluu maa laa
taf'alun" (As-Shaf:2).dia langsung bilang "Nanti nggak gitu lagi Ma.!"
Akibatnya, jika saya mengatakan sesuatu dan tidak saya tepati, ayat itu
pula yang keluar dari mulutnya!
Setelah tanya2 ke pihak sekolah, baru saya tahu bahwa metode seperti ini,
tujuannya adalah untuk menimbulkan kecintaan anak2 kepada Al Quran.
Anak2balita itu di masa depan akan mmpunyai kenangan indah ttg Al Quran.
Saya pikir2 benar juga. Saya ingat, dulu waktu kecil pergi ke TPA
(Taman Pendidkan Al Quran) di Indonesia, rasanya maless..banget (Kalo nggak
dipaksa ortu, nggak jalan deh). Bagi saya, TPA identik dengan beban berat,
PR yaang banyak, hapalan bejibun, guru galak, dsb. Pernah saya dengar, di
sekolah Kristen anak2 diberi hadiah dan dikatakan kepada mereka bahwa itu
dari Yesus. Nah, kenapa kita kaum muslim yang meyakini bahwa agama kitalah
yang paling benar, tidak meniru cara ini agar anak2 merasa cinta kepada
Allah dan Quran? Bagaimanapun, dunia anak2 adalah dunia materi. Mereka baru
bisa mencerap hal2 yang nyata, seperti hadiah (dan belum paham, pahala itu
apa). Para orangtua teman sekelas anak saya juga pada cerita bahwa anak2nya
malah nangis kalau nggak diajak ke ! sekolah. Malah, buat anak saya,
ancaman tidak diantar ke sekolah adalah ancaman paling ampuh, kalau dia
nakal (dia akan langsung nangis, hehehe...mamanya nakal ya?).
Metode pengajaran ayat Quran dengan menggunakan isyarat ini diciptakan oleh
seorang ulama bernama Sayyid Thabathabai. Anak beliau yang pertama pada
usia 5 tahun di bawah bimbingan beliau sendiri, sudah hapal seluruh juz Al
Quran, berikut maknanya, hapal topik2nya (misalnya, ditanyakan, coba
sebutkan ayat2 mana saja yg berbicara ttg akhlak kepada orangtua, dia akan
menyebut, ayat ini..ini..ini..), dan mampu bercakap-cakap dengan bahasa Al
Quran
(misalnya ditanya; makanan favoritmu apa, dia akan menjawab "Kuluu mimma
fil ardhi halaalan thayyibaa" (Al Baqarah:168). Anak kedua juga memiliki
kemampuan sama, tapi sedikit lebih lambat, mungkin usia 6 atau 7 tahun.
Keberhasilan anak2 Sayyid Thabathabi itu benar-benar fenomental ( bahkan
anak pertamanya diberi gelar Doktor Honoris Causa di bidang Ulumul Quran
oleh sebuah universitas di Inggris ), sehingga sejak itu, gerakan menghapal
Quran untuk anak-anak kecil benar2 digalakkan di Iran. Setiap anak
penghapal Quran dihadiah! i pergi haji bersama orang-tuanya oleh negara dan
setiap tahunnya ratusan anak kecil di bawah usia 10 tahun berhasil
menghapal Al Quran ( jumlah ini lebih banyak kalau dihitung juga dengan
anak lulusan dari sekolah2 lain ).
Saya pernah diskusi dgn teman saya dosen ITB, dia mengatakan bahwa metode
seperti itu merangsang kecerdasan anak karena secara bersamaan anak akan
melihat gambar, mendengar suara, melakukan gerakan-gerakan yang selaras
dengan ucapan verbal, dll. Sebaliknya, menghapal secara membabi-buta, malah
akan membuntukan otak anak.
Selain itu, menurut guru di Jamiatul Quran
ini, pengalaman menunjukkan bahwa anak-anak yang menghapal Quran dengan
melalui proses isyarat ini (jadi mulai sejak balita sudah masuk ke sekolah
itu) lebih berhasil dibandingkan anak-anak yang masuk ke sana ketika usia
SD.
Selain itu, menghapal Al Quran lengkap dengan pemahaman atas artinya jauh
lebih bagus dan awet (nggak cepat lupa) bila dibandingkan dengan hapal
cangkem (mulut).
Wassalam
Semoga Bermanfa'at.
ngutip dari milis suami:)
- Ardi Astutisaya pernah baca note serupa beberapa tahun yg lalu, tapi lupa dimana. Alhamdulillaah ada juga video anaknya Sayyid Thabathabai ini ya mu? Kalo gak salah namanya Husein gitu?
Tapi katanya sih Syi'ah.. Allaahu a3lam..
Di note ini selain pemapa...ran metode hafalan Qur'an yg menarik, juga ditutup dengan gambar yg menarik.. Umaarrr..!!! kau kah itu sayang? Lucu sekali :* Lihat Selengkapnya12 Juni jam 12:00 · - Ersina Rakhma Santosa subhanallah.... kalah saya ama anak2 itu, jadi malu :(12 Juni jam 12:00 ·
- Aulia Bint Nurul Subhanallah sangad brmanfa'at Ka..
Bleh minta di tag Ka...
Jazakillahu khayran12 Juni jam 12:22 melalui Facebook Seluler · - Salwa Fattah @kholah diaz, ana juga denger seperti kholah, semoga kita bisa mengambil sisi positifnya saja.Oia kholah ini umar,lagi hapalin alfatihah:)
@ayo mba ina semoga jadi inspirasi untuk keturunannya kelak.
@kholah uli, udah umi tag u kholah12 Juni jam 12:43 · - Ardi Astuti apa anak2 sudah ada jadwal menghafal kak? klo boleh tau kapan aja? syukran12 Juni jam 12:46 ·
- Salwa Fattah @kholah diaz, maksudnya aa dan umar ya, alhamdulillah klo aa setiap hari menghapal ama abinya minimal sekali ba'da sholat di masjid, klo umar alhamdulillah sambil main, dan sepertinya sudah menjadi lantunan buat dia, tanpa disuruh pun alhamdulillah, apalagi klo pegang mushaf ia langsung ngaji, hehe12 Juni jam 13:15 ·
- Risna Rina k salwa apa kbrnya di jepang? dah ada binaannya k???12 Juni jam 17:47 ·
- Salwa Fattah @Risna, bikhair alhamdulillah, alhamdulillah dah ada nih, jagoan ana 2 orang:) sementara sih belum de, masih adaptasi nih, masih belajar bahasa jepang hehe,klo ngajar anak 2 ngaji di masijd alhamdulillah.13 Juni jam 13:00 ·
- Asrina Astaganisubhanallah.. patut utk dicontoh metodenya..
kalo metode mberi hadiah uda prnah sy coba dl kak d smd, alhamdulillah emg cukup efektif.. mbuat mengaji jd lbh menyenangkan.. bkn hal yg menakutkn & mberatkan lg bg anak.. jd ortu mrk ga susah lg... nyuruh2 prgi ngaji.. tp anak uda rajin dg sendirinya.. semangatnya jd spt kalo mrk prgi maen.. smangt skali..
kalo metode cara menghafalnya.. sptnya sgt menarik utk dicoba.. bkn hy pd anak2 sj tp pd diri sendiri.. menghafal smbil faham artinya.. jd bs lngsung mengaplikasikan Al qur'an dlm kehidupan sehari2.. menarik skali..
wah.. jd kangen sm anak2ku d smd.. hiks
jd srasa pengen punya anak nih.. he2 *o*
@ahmad & umar : teruzz semangat ya.. menghafalnya.. kholah doakan smg bs jd penghafal qur'an ya.. aamin..
*doakan kholah jg ya.. ;) Lihat Selengkapnya21 Juni jam 8:00 · - Asrina Astagani utk pic di notenya.. duuhhh sholehnya anak ini.. anak sapa sih ini??? gemesssss.. he2 ^^21 Juni jam 8:03 ·
- Asrina Astagani afwan kak, izin copas jg buat masukin k blog ya..21 Juni jam 8:10 ·
- Salwa Fattah @kholah rina, jazaakillah khair sharingnya ya.aamin semoga mjd anak sholeh.tafadholii.21 Juni jam 11:16 ·
- D-vee Humairoh San de', tlg ana di-tagx ya.. jzkllh khair seblmx. doax jg bs m'bimbing anak2 jd hafidz(ah)...16 September jam 10:13 melalui Facebook Seluler ·
- Salwa Fattah @ka Humairoh, sdh ka'.
@Kholah Rina, metode memberi hadiah coba saya lakukan untuk aaAhmad dan Umar, setiap kali dah bisa hapal satu surah dijanjiin hadiah. Ya semoga menjadi kebaikan supaya anak2 senang menghapal al-Quran.16 September jam 12:16 ·
Tidak ada komentar:
Posting Komentar